ini bukan selalu tentang aku dan rasaku, aku bisa jadi siapapun disini, ini panggung dan aku aktrisnya. selamat menikmati pertunjukan yang kusuguhkan melalui kata.

Minggu, 03 Juni 2012

Wajah Telaga

wajah telaga tidak pernah berdusta
ia bergetar saat udara halus meenyapu mukannya
ia berteriak saat angin lincah mengajaknya menari
ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar
menghadap awan yang menunggu sabar 
dini hari datang
untuk keduanya bersentuhan
wajah telaga tidak pernah menyangkal
ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran kristal putih
ia mencair saat matahari kembali ke angkasa tanpa serpih
ia tak bersembunyi dari perubahan dan gejolak hati
menanti awan yang berubah tak pasti
hingga pagi datang
dan keduannya berpulang pada kejujuran
izinkan wajahku menjadi wajah telaga
merona saat disulut cinta 
menangis saat batin kehilangan kata
memerah saat dihinggapi amarah
menggurat saat di gores waktu
izinkan wajahku bersuara apa adanya
bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur
namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
kepada udara, kepada surya, kepada alam raya
menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
lalu kau luruh menjadi embun yang mengecupi halus wajahku
saat engkau mencair menjadi aku dan aku hidup karena sentuhanmu
bersua tanpa samaran apa apa
saat semua cuma cinta
cinta semua saat
dan bukan lagi saat demi saat.


Sebuah Prosa dari DEE dalam bukunya yang berjudul Madre


untukmu yang paling kucinta,
semoga kamu mengerti bahwa aku hanya ingin menjadi aku, berusaha tidak membohongi rasa.
aku bukan berusaha terlihat paling sakit di antara "kita" , aku merasa sakit, tanpa dilebih lebihkan.
ini sakit yang berusaha ku ungkapkan, sakit versiku. sakitmu aku tidak tau dan tidak pernah diizinkan untuk tau olehmu.
jangan tersinggung, jangan pula membenciku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar